Selasa, 10 Maret 2015

Posted by Unknown On 03.01
BEDHAYA SURYASUMIRAT





Mengenal Bedhaya Suryasumirat
                        Tari tradisi istana jawa yang dikenal sekarang, secara garis besar terdiri dari tari tradisi Surakarta dan tari tradisi Yogyakarta. Berdasarkan tradisi-tradisi sastra yang menyertainya , asal-usul penciptaannya senantiasa dikembalikan kepada raja-raja yang bertahta pada saat itu, seperti Panembahan Senapati, Sultan Agung, Hamengkubuwana I, Pakubuwana dan Mangkunegara. Hal tersebut berkaitan erat dengan cita pikiran tentang kedudukan raja yang dipercayai bersifat dewa,yang berkuasa di negara kosmis.Mereka sebagai tokoh-tokoh besar dalam dinasti Mataram Baru yang dianggap pencipta dari tari-tarian Jawa yang dikenal sekarang ini merupakan suatu kebulatan kosmos yang tidak lepasdari masa-masa sebelumnya.
                        Para Mangkunagaran seperti halnya istana-istana di Jawa, hinggasekarang terlihat masih menyelenggarakan suatu bentuk tarian yang dinamakan bedhaya.Pada umumnya bedhaya di Mangkunaga ditarikan oleh tujuh orang penari putri(Anglirmendhung dan Bedhah Madiun), walaupun sebelumnya ada pula komposisi yang terdiri dari tiga orang penari putri (Anglirmendhung), dan sekarang terdapat bedhaya yang menggunakan sembilan orang penari putri (Bedhaya Suryasumirat).Istana merasa perlu memerlukan menampilkan tarian yang selalu dihubungkan dengan ritus ini tadak lain sebagai bagian yang upaya yang ditujukan bagi kepentingan tegaknya wibawa pemerintahan istana.
                        Tari bedhaya adalah tari putri yang hidup dan berkembang di istana. Sebelum abad XVIII tari bedhaya mutlakmilik kerajaan.Oleh karena itu tari bedhaya hanya dipentaskan di dalam istana.Hal ini sebagai pengaruh adanya anggapan bahwa bedhaya merupakan pusaka kerajaan.Ia dianggap sebagai kekayaan yang memberikan konstribusi dalam mengkultus kan raja dan meningkatkan kewibawaan raja.Kepemilikan bedhaya juga menunjukkan status yang tinggi,sehingga kemudian tradisi memiliki bedhaya mulai diikuti para penguasa di bawah raja.Beberapa adipati,bupati, dan wedana mulai banyak raja yang memiliki bedhaya.Bila penggunaan Bedhaya Suryasumirat di Mangkunagaran adalah suatu kesengajaan maka secara politis hal itu dapat dikatakan ada gejala untuk menyamai praja meskipun hal itu dilakukan secara halus.
                        Penyajian Bedhaya Suryasumirat itu karena ketidaklazimannya tentu memiliki maksud-maksud tertentu yang mungkin berbeda dengan yang telah ada sebelumnya. Bedhaya baru ini sedemikian besar artinya sehingga sudah barang tentu mengandung masud-maksud yang besar atas penyusunannya. Oleh karena itu perlu dipahami juga proses pembentukannya serta apa yang berbeda dari bedhaya yang lazim dimiliki oleh keraton.


      

    0 komentar:

    Posting Komentar